Pengelolaan Keuangan, Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan, Pengertian Pengelolaan Keuangan

Pengelolaan Keuangan


Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan


1)





Pengertian Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan adalah sebuah tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan di masa yang akan datang. Pengelolaan keuangan meliputi pengelolaan keuangan pribadi, pengelolaan keuangan keluarga, dan pengelolaan keuangan  perusahaan. Pengelolaan keuangan merupakan bagian penting dalam mengatasi masalah ekonomi, baik masalah ekonomi individu, keluarga, maupun perusahaan.

2)

Tujuan Pengelolaan Keuangan
Secara umum, tujuan dari pengelolaan keuangan, antara lain sebagai berikut.


a)Mencapai target dana tertentu di masa yang akan datang.


b)Melindungi dan meningkatkan kekayaan yang dimiliki.


c)Mengatur arus kas (pemasukan dan pengeluaran uang).


d)Melakukan manajemen risiko dan mengatur risiko investasi dengan baik.


d)Mengelola utang piutang.

3)



Tahapan dalam Pengelolaan Keuangan
Setelah kita mengetahui tentang pengertian dan tujuan pengelolaan keuangan, selanjutnya kita harus mengetahui tentang tahapan yang harus dilakukan dalam pengelolaan keuangan. Tahapan dalam melakukan pengelolaan keuangan adalah sebagai berikut.


a)








Mencatat Harta/Asset yang Sudah Dimiliki
Setiap orang pasti memiliki harta/asset: yang dicatat sebagai harta produktif maupim konsumtif. Harta produktif adalah harta yang memberikan penghasilan rutin atau keuntungan pada saat harta tersebut dijual kembali. Contohnya tabungan (yang tidak dipakai untuk belanja atau keperluan konsumtif), deposito, reksadana, rumah (yang dikontrakkan bukan yang ditempati). Adapun harta konsumtif merupakan harta yang tidak memberikan penghasilan, baik penghasilan secara rutin maupun keuntungan ketika dijual kembali. Contohnya perlengkapan dan peralatan ruman tangga (televisi, meja makan, dan sofa), perhiasan yang dipakai, mobil, dan motor.


b)








Mulailah Mencatat Semua Pengeluaran
Setelah mencatat semua harta/asset, kalian mendapatkan informasi tentang posisi keuangan saat ini. Hal tersebut berguna dalam melakukan langkah selanjutnya yaitu mencatat semua pengeluaran dan merencanakan pengeluaran. Kegiatan mencatat semua pengeluaran akan memberikan informasi tentang banyaknya uang yang telah dikeluarkan. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mengontrol pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Pencatatan pengeluaran juga membantu untuk mengetahui frekuensi pengeluaran untuk suatu pos tertentu, sehingga dapat membedakan mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.


c)






Identifikasi Pengeluaran Rutin Bulanan dan Tahunan.
Setiap orang atau keluarga biasanya punya pola pengeluaran yang mirip dari bulan ke bulan, termasuk dari tahun ke tahun. Setelah memiliki catatan pengeluaran, coba identifikasi apa saja yang menjadi pengeluaran rutin dan bagaimana frekuensinya. Kegiatan ini dilakukan untuk membuat pemetaan pengeluaran, apakah pengeluaran tersebut sifatnya rutin bulanan atau tahunan, hal tersebut akan berguna sebagai bahan dalam membuat perencanaan keuangan.


d)


Menyusun Rencana Pengeluaran (budgeting)
Dalam menyusun rencana pengeluaran, hal-hal yang perlu diperhatikan, di antaranya sebagai berikut.



1)













 
Membedakan Kebutuhan dan Keinginan
Dari segi bahasa, butuh adalah kata sifat yang menunjukkan mau tidak mau harus melakukan satu hal, karena kalau tidak dilakukan akan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga memerlukan prioritas. Sementara ingin menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan karena menginginkan sesuatu hal padahal belum tentu dibutuhkan. Dengan kata lain, kebutuhan (need) adalah sesuatu yang sifatnya mendasar dan harus dipenuhi karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, sedangkan keinginan (want) adalah kebutuhan yang sudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, pendidikan, selera, dan faktor lainnya. Kebutuhan sesungguhnya bersifat relatif terbatas, hal yang menjadikannya tidak terbatas adalah keinginan.
Dalam membuat perencanaan keuangan, seseorang harus cermat dalam memilah kebutuhan dan keinginan, sehingga tidak terjadi kesalahan pengalokasian anggaran dan kebutuhan-kebutuhan mendasar dapat terpenuhi. Kebutuhan harus menjadi prioritas dibanding keinginan.