Ayo kita kenalan!
Tawan Vihokratana adalah seorang mahasiswa tahun ketiga jurusan teknik mesin, biasanya dia dipanggil Tay. Hal yang disukainya adalah; party, basket, balapan, memberikan harapan palsu dan membuat hati para cewek-cewek yang naksir dengan dirinya patah.
Adapun hal yang dibenci olehnya; anak kecil, kucing, New Thithipoom. Tay tahu banyak gadis yang naksir dengannya, tapi Tay tidak pernah menganggapinya secara serius dan dengan jahatnya Tay memainkan hati semua orang yang jatuh cinta kepadanya. Yang aneh adalah walaupun semua orang sudah tahu reputasi buruknya tetap saja masih banyak yang menjadi bucin1 dari makhluk ini. Heran juga sebenarnya kenapa banyak yang naksir Tay, sifatnya; cuek, dingin, sok, blagu. Tetapi para gadis malah menganggap itu adalah pesona Tay sendiri dan itu keren.
New Thithipoom adalah saingan Tay dalam segala hal. Entah pelajaran di kelas atau gelar pangeran fakultas teknik. New berada di tingkat yang sama dengan Tay, mereka sama-sama mahasiswa jurusan teknik tahun ketiga.
Kegiatan harian New di dunia ini mencangkup; berenang, live music, main ke bar, nolongin cewekcewek yang hatinya dipatahin sama Tay. Hal yang dibenci oleh New; anak kecil, Tawan Vihokratana, sayur, hantu.
Kalau Tay itu ibarat iblis seksi, New adalah malaikat pencabut nyawa. New memang baik dan penuh kelembutan. Sangat berbanding terbalik dengan Tay. Tetapi jangan salah, New tidak kalah berbahayanya dengan Tay. Justru karena kemanisan New di luar, dalamnya itu lebih gelap dari Tay.
Semuanya berubah karena kehadiran Sophie Thitipoom Vihokratana, seorang anak berumur dua tahun yang mengaku menjadi anak Tay dan New. Tentu saja kedua cowok ganteng itu kaget setengah mati. New pikir ada salah satu temannya yang iseng melakukan prank dan Tay mengira ia masih berada dalam alam mimpi.
Mereka berdua kan sama-sama cowok, musuh bebuyutan pula. Lantas kapan mereka membuat anak ini? Di detik pertama New menatap wajah Tay, hal yang paling ia ingin lakukan adalah menonjoknya. Lalu pada detik kedua, Tay akan menghalalkan segala cara untuk melenyapkan New dari hadapannya. Pada detik terakhir, kata-kata kebun binatang pasti sudah keluar. Syukur kalau hanya berupa kata, biasanya mereka bisa baku hantam. Oh’ho! Tapi semuanya akan terus dipaksa berjalan walaupun jalan yang mereka lalui terjal. Eits, itu hanya awalannya saja, mana tahu akhirnya malah berubah semulus jalan tol?
I Hate You
“Kak Taaaay!”
Orang yang dipanggil dengan panggilan tersebut menoleh ke belakang, seorang perempuan mengejarnya dari lorong kampus. Siapa nih orang? SKSD2 banget manggil-manggil gue dengan cara begitu? Dia kira dia imut? Tay menghentikan langkahnya, berlaga pura-pura tidak tahu padahal matanya sudah menangkap sebuah kotak merah kecil yang dibawa gadis itu.
“Ada perlu apa?”
“I-ini b-buat Kakak,” ucapnya.
Kedua mata elang Tay menganalisa rupa si pemberi kotak dengan sinis; panjang rambutnya sebahu, wajahnya...hm... bolehlah, cukup cantik. Hidung kecil yang mancung, bibir sedikit tebal, dia memiliki mata khas Asia dengan dua lipatan. “Nama lo siapa?” tanya Tay sambil menerima kotak itu.
“J-Jane, Kak.” Wajahnya yang sudah merah, semakin merah lagi karena Tay tidak melepaskan tatapannya barang sedikit pun juga, hal itu membuat Jane salah tingkah habis-habisan.
Ibu jari dan telunjuk Tay mengambil dagu perempuan di hadapannya, “Ini buat gue?” Lalu kepala Jane mengangguk patahpatah, rasanya mau pingsan berada sedekat ini dengan cowok yang sudah menjadi idolanya sejak masa orientasi. Walaupun mereka satu angkatan Jane itu lebih muda dari Tay, makanya dia memanggil Tay ‘kakak’. “Makasih ya... Jane yang cantik,” Tay tersenyum sangat ganteng. Ia menghempaskan tangannya. Setelah itu Tay melangkah meninggalkan Jane yang kakinya lemas.
Ini adalah Tawan Vihokratana, salah satu pangeran ganteng jurusan teknik mesin UPH atau lebih dikenal dengan kampus di mana Uang Papa Habis, lokasinya terletak di Tangerang, Karawaci.
Tawan biasa dipanggil Tay, memiliki segala bentuk kesempurnaan yang bisa ia miliki. Keluarga Tay memiliki kebun kelapa sawit di Kalimantan. Selama kuliah Tay sama seperti mahasiswa lainnya, ia ngekost, tapi jangan salah kostan-nya Tay itu seharga 4 juta per bulan. Untuk fasilitas eksternal ada; kolam renang, mini gym dan lapangan basket. Di dalam kamar Tay sendiri ada; kulkas, kamar mandi dalam, TV, dapur kecil, segalanya tersedia lengkap dalam kost-kostan tersebut. Iya dong, masa anak sultan sawit kostan-nya murahan?
Tay hobi; party, balapan entah itu menggunakan mobil atau motor, walaupun lebih sering dengan yang roda dua. Wait, wait, wait.... sayangnya tidak ada yang sempurna di dunia ini. Begitu juga dengan Tay. Tebak apa kekurangan dari cowok ini? Yes, he is such a jerk. Tay berbelok di ujung lorong, tangannya menimang-nimang kotak merah itu dengan bosan lalu melemparkannya ke dalam tempat sampah yang ia lewati. “Dasar cewek bego,” Tay berucap setengah menertawai kotaknya. Kekurangan dari si ganteng ini adalah dia sangat-sangat brengsek.
“Lo yang bego,” ujar suara menyebalkan. Leher Tay berputar untuk mencari sumber suara itu dan dia menemukan New Thitipoom alias musuh bebuyutannya berdiri di sebelah Jane yang tampak sudah hampir menangis, “Lo ngomong sama gue?”
Jane melihat apa yang Tay lakukan terhadap pemberiannya bahkan Tay tidak membuka kotak itu sama sekali dan langsung melemparkannya seolah itu memang sampah sungguhan. Oh, tapi Tay mana peduli apakah Jane melihat kelakuannya atau tidak.
Orang-orang yang berseliweran di sekitar mereka mulai berhenti untuk menonton kegiatan harian kedua mahasiswa itu: pertikaian seru selalu terjadi setiap dua cowok itu berpapasan.
New Thitipoom berjalan menghampirinya, “Gue nggak bilang begitu, tapi kalau elo noleh… berarti emang elo yang ngerasa lo bego.”
“Gue lagi males nyari ribut sama lo, jadi mendingan elo pergi aja dari hadapan gue,” Tay menatapnya datar. “Enggak sebelum elo minta maaf ke dia,” New menunjuk Jane yang menundukan kepalanya. “Buat apa?” Tay mengangkat dagunya sok, “gue gak salah.” New menatap Tay tajam, “Dia udah ngasih lo hadiah susahsusah dan lo buang gitu aja? Dasar cowok gak punya hati!” Kedua tangan Tay ia masukan ke dalam saku celananya dengan malas-malasan, “Terus urusannya apa sama lo?
Dia kan kasihnya ke gue, kenapa elo yang ribet?”
“Susah emang ngomong sama orang yang gak punya otak,”
New merangkul bahu Jane lalu membawanya pergi meningalkan Tay yang berusaha keras menahan diri untuk tidak mengejar New dan menjebloskannya ke dalam tong sampah. New Thitipoom adalah orang paling sok pahlawan orang dan ia benci sejak menjejakan kaki di kampus ini.